1. TEPUNG TERIGU (WHEAT FLOUR)
A. Jenis dan Kualitas Tepung Terigu
Dalam proses pembuatan roti ada 4 bahan pokok yang wajib ada yaitu tepung
terigu, air, ragi dan garam. Gandum sebagai bahan baku dari tepung terigu
merupakan produk import yang tanamannya tidak tumbuh di Indonesia. Gandum
mentah dikirim dari negara eksportir dengan menggunakan kapal laut dan tiba di
berbagai pelabuhan di Indonesia. Gandum mentah tersebut kemudian diolah di
sejumlah pabrik tepung terigu di Indonesia sehingga siap digunakan. Tepung
terigu yang beredar di pasaran saat ini tersedia dalam beberapa kategori jenis,
kualitas dan harga :
a) Tepung Terigu Protein Sangat Tinggi
Tepung jenis ini tidak banyak digunakan secara umum, tetapi khusus digunakan
untuk bakery-bakery outlet tertentu dengan harga jual roti yang sangat mahal
seperti outlet bakery franchise di kota-kota besar. Serat yang sangat lembut
dan bentuk yang indah pada hasil jadi roti merupakan ciri khas dari produk yang
dihasilkan dengan tepung terigu jenis ini. Harga jual tepung ini adalah yang
termahal. Salah satu merek tepung jenis ini yang
dikenal di bakery adalah Cakra Kembar Emas dan Komachi.
b) Tepung Terigu Protein Tinggi
Tepung terigu ini adalah tepung yang khusus untuk pembuatan roti dengan
tingkat kekenyalan yang tinggi. Tepung ini dipasaran secara umum dikenal oleh
masyarakat dengan merek Cakra Kembar atau Kereta Kencana. Sebenarnya ada
beberapa merk tepung terigu protein tinggi yang lain namun tidak beredar secara
bebas dipasaran namun langsung dijual ke bakery-bakery. Pembuatan roti yang
menggunakan tepung ini biasanya dalam beberapa resep dicampur dengan tepung
terigu protein sedang untuk menghasilkan roti yang besar, padat dan lembut.
Tepung terigu ini tidak cocok untuk pembuatan kue secara umum. Tepung ini
memiliki harga jual di bawah tepung terigu protein sangat tinggi.
c) Tepung Terigu Protein Sedang
Tepung terigu ini dikenal sebagai tepung serbaguna untuk segala jenis produk
roti dan kue. Seluruh produk roti dan kue dapat dihasilkan dari satu jenis
tepung ini. Dipasaran secara umum tepung ini dikenal dengan merek Segitiga Biru
atau Gunung Bromo. Dalam pembuatan roti, terkadang tepung ini merupakan
campuran sangat minoritas dengan tepung terigu protein tinggi, namun sebenarnya
tepung ini dapat digunakan tanpa campuran tepung protein tinggi. Harga jual
tepung ini yang relatif sedang, sedikit meringankan di kantong pembeli.
d) Tepung Terigu Protein Rendah
Tepung terigu kategori ini adalah tepung khusus untuk membuat kue kering dan
cake serta tidak cocok untuk membuat roti. Tepung ini dapat menghasilkan kue
kering yang renyah dan cake yang lembut karena struktur protein gandumnya yang
rendah. Secara umum tepung jenis ini dipasaran dikenal dengan merek Kunci Biru
atau Roda Biru. Harga jual tepung ini berbeda tipis dengan harga tepung terigu
protein sedang.
e) Tepung Terigu Protein Sangat Rendah
Tepung terigu ini adalah hanya khusus untuk membuat gorengan dan kue murah
dan sangat tidak cocok untuk membuat roti atau kue yang bagus. Tepung jenis ini
sangat mudah ditemui di pasar ataupun di warung-warung tanpa harus menyebutkan
merek karena harganya yang sangat murah. Secara umum dipasaran merek yang
beredar saat ini adalah Gatotkaca, Naga Hijau atau Semar. Harga jual
tepung ini adalah yang termurah di kelasnya.
B. Fungsi Tepung Terigu Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Membentuk struktur roti.
b) Gluten yang merupakan protein dalam tepung
terigu menghasilkan jaringan elastis yang berfungsi menahan gas CO2 yang
dihasilkan ketika roti mengembang sehingga roti tidak kempes dan dapat
mengembang dengan sempurna. Pada tepung terigu protein rendah dan sangat
rendah, kandungan gluten ini sangat sedikit sehingga tidak mampu menahan gas
CO2 yang dihasilkan yang berakibat roti akan kempes atau keras/alot setelah
dipanggang.
2. RAGI ROTI (YEAST)
A. Jenis dan Kualitas Ragi Roti
Ragi Roti atau Yeast adalah salah satu bahan pokok terpenting dalam
pembuatan roti selain tepung terigu, air dan garam yang merupakan 4 bahan utama
yang harus ada. Tanpa ada ragi roti, maka adonan roti tidak akan bisa
mengembang. Sebelum ada ragi roti, manusia membuat roti
di atas batu yang didiamkan cukup lama hingga mengembang sendiri karena ada
bakteri di atas batu yang membuat roti itu mengembang. Setelah melakukan
penelitian selama bertahun-tahun maka dikembangkanlah teknologi ragi roti yang
dapat diproduksi dan digunakan secara massal. Ada 2 jenis kategori ragi roti
yang ada saat ini :
a) Ragi Roti Berdasarkan Bentuknya, terdiri
dari beberapa jenis :
a. Ragi Instan (Instant Yeast)
Instant yeast adalah jenis ragi roti yang paling mudah didapat, paling mudah
digunakan dan paling mudah dalam penyimpanannya. Instant yeast saat ini
digunakan secara meluas dihampir semua hotel, bakery dan usaha roti karena
sifatnya yang praktis dan mudah. Instant yeast cocok untuk pemula maupun yang
sudah profesional dalam membuat roti. Cukup hanya menambahkannya pada
bahan-bahan roti tanpa harus dicairkan dulu. Jumlah yang minim hanya sekitar 1%
dari berat tepung terigu maka mencukupi. Penyimpanannya hanya cukup diikat
rapat dalam kemasannya dan diletakkan di suhu ruangan. Instant Yeast yang
beredar saat ini di Indonesia seluruhnya merupakan produk import dari sejumlah
negara di Eropa, Australia dan China. Beberapa merek instant yeast yang beredar
di pasaran diantaranya Saf Instant dan Fermipan. Kualitas instant yeast dapat
dilihat dari kecepatan pengembangan adonan roti dan dari harga jualnya. Harga
yang lebih mahal menunjukkan kualitas yang sesuai dengan harganya.
b. Ragi Kering Butiran (Dry Yeast)
Ragi ini merupakan pendahulu dari ragi instant yang sampai saat ini masih
bisa ditemui dipasaran. Ragi ini digunakan sekitar tahun 1900-1989an ketika
teknologi instant yeast belum ada. Pada resep-resep roti terbitan di
bawah tahun 1970, maka penggunaan ragi ini mudah kita temui. Penyimpanan ragi
ini sama dengan ragi instant. Mulai tahun 1990 perlahan ragi ini mulai
ditinggalkan karena tidak praktis digunakan dan boros waktu. Ragi ini harus
dicairkan dulu dengan air hangat sekitar 30 menit sampai ragi tersebut
mengeluarkan busa tanda siap untuk digunakan. Jumlah yang digunakan pada ragi
ini sekitar 2% dari berat tepung terigu. Tingkat kegagalan yang tinggi pada
jenis ragi ini, membuat ragi ini tidak cocok untuk pemula.
c. Ragi Segar Padat (Compressed Yeast
atau Fresh Yeast)
Ragi jenis ini sangat jarang ditemukan dipasaran karena tidak dijual bebas
tetapi langsung dijual kepada bakery terutama bakery UKM dengan produksi massal
dalam jumlah besar karena harganya yang relatif lebih murah dan lebih banyak
digunakan untuk roti murah. Ragi jenis ini harus disimpan dalam lemari
pendingin dan memakan tempat yang banyak. Ragi jenis ini kualitasnya kurang
stabil dan mudah rusak. Penggunaan sejumlah 3% membuat ragi ini kurang diminati
pelaku usaha bakery dan tidak cocok untuk pemula.
d. Ragi Beku (3FY atau Fresh, Free Flow,
Frozen Yeast)
Ragi jenis ini adalah ragi yang tidak dijual dipasaran secara bebas. Ragi
ini hanyalah untuk industri/pabrik roti dengan skala besar yang memiliki
jaringan internasional. Saat ini di seluruh negara, ragi beku hanya
satu-satunya diproduksi oleh Saf Instant Perancis. Ragi ini digunakan untuk
membuat roti dengan metode Adonan Beku (Frozen Dough). Adonan yang telah
berbentuk roti mentah beku tersebut oleh produsen roti beku kemudian dikirim
untuk dijual ke berbagai hotel-hotel berbintang dan bakery-bakery outlet di
seluruh penjuru dunia. Kelebihan adonan beku yang menggunakan ragi jenis ini
adalah daya simpannya yang sangat lama. Sejak dikirim dari produsennya di luar
negeri hingga siap dipanggang roti ini mampu bertahan disimpan selama 6 bulan
hingga 1 tahun dengan catatan tetap berada pada suhu -40’C atau dengan kata
lain membuat adonan roti hari ini dan rotinya dipanggang tahun depan dengan
kualitas yang tetap segar. Atas alasan inilah maka banyak hotel/bakery pada
saat ini membeli produk adonan roti beku (frozen dough) tanpa harus membuat
sendiri karena investasi alat-alat bakery yang cukup mahal. Jumlah penggunaan
ragi ini hanya 1,2% dari berat tepung terigu.
b) Ragi Roti Berdasarkan Penggunaannya terdiri
atas 2 jenis :
a. Low Sugar Type Yeast (Ragi Untuk
Kadar Gula Rendah)
Ragi roti ini digunakan untuk adonan roti dengan kadar gula antara 0-5% dari
total berat tepung terigu yang digunakan.
b. High Sugar Type Yeast (Ragi Untuk Kadar
Gula Tinggi)
Ragi roti ini digunakan untuk adonan roti dengan kadar gula antara 6-30%
dari total berat tepung terigu yang digunakan. Ragi jenis ini paling banyak
beredar di pasaran dalam bentuk instant yeast karena multi fungsi baik untuk
roti dengan kadar gula rendah (roti tawar, donat dan pizza) maupun roti dengan
kadar gula tinggi (roti manis).
B. Fungsi Ragi Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Bahan pengembang sehingga adonan roti
menjadi besar.
b) Sebagai bahan fermentasi adonan roti yang
menghasilkan gas CO2, asam, alkohol, dan panas dari hasil berinteraksi dengan
gula sebagai makanan untuk ragi.
c) Menghasilkan aroma yang khas pada roti..
3. PENGEMPUK ROTI (BREAD IMPROVER)
A. Produk Pengempuk Roti
Pengempuk Roti atau bread improver saat ini menjadi bahan yang wajib ada
dalam pembuatan roti modern meski bukan termasuk bahan pokok pembuatan roti.
Bread improver termasuk teknologi terbaru yang pada zaman dahulu tidak dikenal.
Penggunaan bread improver membuat roti yang dihasilkan menjadi lebih sempurna
dan lebih lembut. Beberapa merek pengempuk roti yang biasa digunakan dan mudah
didapatkan diantaranya Baker’s Bonus dan Bakerine Plus. Pengempuk roti yang
lebih mahal memiliki sejumlah kelebihan sehingga dapat menghasilkan kualitas
roti yang lebih baik.
B. Fungsi Pelembut Roti :
a) Mempertahankan keempukan roti lebih lama.
b) Memperbaiki warna roti sehingga tampil lebih
bagus dengan serat yang lebih lembut.
c) Mempertahankan kadar air dalam roti agar
roti tidak mudah kering.
d) Memudahkan adonan roti untuk diolah.
e) Menghemat waktu pengadukan karena adonan
lebih mudah kalis.
4. GULA (SUGAR)
A. Jenis dan Kualitas Gula
Gula merupakan salah satu bahan dalam pembuatan roti. Pada zaman dahulu roti
tidak menggunakan gula seperti sekarang. Pemanis yang ada pada zaman dahulu
adalah madu. Namun seiring dengan penemuan teknologi pembuatan gula maka fungsi
madu pada roti mulai beralih kepada gula dengan berbagai alasan seperti lebih
ekonomis.
Jenis/kualitas gula yang baik untuk pembuatan roti adalah gula pasir
berwarna putih dengan butiran yang agak halus yang sering disebut castor sugar.
Gula pasir yang berwarna kuning dengan butiran yang kasar tidak dianjurkan
untuk pembuatan roti. Sedangkan gula untuk donat adalah dusting powder yang
didesain khusus terbuat dari dextrose dan campuran bahan-bahan lain sehingga
tidak mudah cair/hilang terkena udara. Gula halus biasa tidak dianjurkan untuk
melapisi donat karena mudah cair.
B. Fungsi Gula Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Sebagai makanan untuk ragi sehingga terjadi
fermentasi yang menghasilkan gas CO2.
b) Sisa pembakaran gula menghasilkan warna
roti yang lebih baik.
c) Menentukan rasa dan jenis roti yang akan
dihasilkan seperti roti tawar, roti manis, pizza, donat dan yang lainnya dengan
komposisi gula yang berbeda untuk tiap jenis roti.
d) Sebagai pengempuk karena semakin banyak gula yang
ditambahkan maka roti akan semakin empuk.
e) Membuat roti lebih bertahan lama karena
gula adalah pengawet alami.
5. GARAM (SALT)
A. Produk Garam
Garam merupakan bahan pokok dalam pembuatan roti. Jenis garam yang baik
untuk roti adalah garam yang kering (cooking salt) dan bukan garam meja (table
salt).
B. Fungsi Garam Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Menghasilkan rasa dan aroma yang
lebih mantap pada roti.
b) Mengontrol fermentasi dengan cara
memperlambat kerja ragi.
c) Mengeraskan dan memperkuat struktur roti.
6. SUSU (MILK)
A. Kualitas dan Jenis Susu
Susu saat ini menjadi bahan yang sangat sering ditambahkan ke dalam roti
untuk membuat roti semakin enak rasanya. Ada beragam bentuk susu untuk roti
yang saat ini dijual dipasaran :
a) Susu Segar (Fresh Milk)
Susu jenis ini sangat enak untuk membuat roti karena roti yang dihasilkan
akan lebih gurih, terlebih apabila seluruh cairan untuk roti berasal dari susu
segar. Kandungan gizi di dalam roti akan sangat baik dengan menggunakan susu
ini, sehingga roti sudah menjadi makanan pokok untuk sarapan pagi di sebagian
masyarakat Indonesia saat ini.
b) Susu Cair Kemasan (UHT Milk)
Susu ini merupakan susu cair yang mengalami proses pemanasan dalam suhu
tertentu sehingga steril dari bakteri dan dikemas khusus dengan kotak berlapis
alumunium foil sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu lama tanpa disimpan
di lemari pendingin. Susu jenis ini sangat banyak dijual di supermarket. Namun
apabila kemasannya telah dibuka maka harus segera dihabiskan. Susu ini menjadi
alternatif bahan tambahan roti apabila susu segar sulit didapat di sejumlah
tempat.
c) Susu Cair Kaleng (Evaporated Milk)
Susu cair ini mengalami proses pemanasan dalam suhu tertentu untuk
menguapkan sebagian dari kadar air dalam susu sehingga hasil akhir dari susu
ini adalah kaya akan lemak. Susu jenis ini dalam pembuatan roti biasanya
digunakan untuk mengoles roti sebelum dipanggang. Dalam beberapa resep roti,
susu ini ditambahkan dalam jumlah yang kecil untuk mempertajam rasa roti. Susu
jenis ini lazim juga digunakan sebagai creamer dalam minuman kopi atau teh.
d) Susu Bubuk Full Cream
Produk ini menjadi pilihan yang paling sering digunakan secara meluas dalam
proses pembuatan roti di hampir semua hotel, bakery dan industri roti karena
sifatnya yang praktis dan mudah penyimpanannya. Susu bubuk full cream berasal
dari susu cair yang mengalami pemanasan hingga menjadi bubuk dan ditambahkan
sejumlah bahan lain sebagai pelengkap. Setiap merek susu memiliki ciri khas
rasa dan bau yang sedikit banyak akan berbeda. Aroma susu yang kuat merupakan
ciri dari tingginya kadar lemak dalam susu tersebut. Susu jenis ini dapat
menggantikan fungsi susu evaporated untuk mengoles roti.
e) Susu Bubuk Skim
Penggunaan susu jenis ini sangat lazim untuk pembuatan roti tawar sehingga
menghasilkan roti tawar yang putih seratnya karena tinggi kalsium dan tanpa
lemak, karena apabila menggunakan susu bubuk full cream maka serat roti tawar
tersebut agak sedikit kuning. Susu jenis ini berasal dari susu cair yang
dipanaskan hingga menjadi bubuk dan dihilangkan seluruh lemak susunya.
C. Fungsi Susu Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Memberikan nutrisi atau nilai gizi yang
lebih terhadap roti.
b) Memberikan rasa lezat dan gurih pada roti.
c) Memberikan warna yang bagus pada remah
roti.
d) Memberikan warna mengkilap pada permukaan kulit
roti.
e) Memperkuat kerja gluten pada adonan roti.
7. KRIM ROTI (WHIPPED CREAM)
A. Produk Whipped Cream
Whipped cream merupakan bahan yang sejak dulu banyak digunakan pada proses
pembuatan kue terutama kue yang dihias untuk menggantikan fungsi butter cream
dan tidak pernah digunakan dalam proses pembuatan roti. Sejak tahun 2000 disaat
mulai banyak bermunculan bakery-bakery Taiwanese di Indonesia dengan aneka
jenis roti beragam bentuk dan variasi, maka penggunaan whipped cream pada
adonan roti mulai dikenal dan sering digunakan pada pembuatan roti. Roti yang
ditambahkan whipped cream akan menghasilkan rasa yang sangat lezat, namun daya
tahan roti tidak lama hanya sekitar 1 hingga 2 hari. Atas alasan inilah maka
harga roti tersebut menjadi mahal karena resiko kerusakannya sangat tinggi
apabila tidak terjual dalam 1 hari.
Whipped cream pada dasarnya adalah produk turunan atau produk olahan dari
susu sapi. Susu sapi yang telah di buang sebagian besar kadar airnya dan
terkumpul lemaknya kemudian ditambahkan berbagai jenis bahan tertentu sehingga
menjadi cream yang apabila dikocok dengan kecepatan tinggi maka akan mengeras
dan berbentuk seperti butter cream.
B. Jenis Whipped Cream
a) Whipped Cream Berdasarkan Bahan Dasar
Pembuatannya, maka terbagi atas :
a. Dairy Whipped Cream (Krim Hewani)
Whipped cream ini terbuat dari bahan dasar lemak susu sapi dengan sejumlah
penambahan bahan lain sehingga memiliki rasa yang enak. Produk jenis ini mudah
dijumpai pada supermarket yang memiliki lemari pendingin karena harus disimpan
pada suhu 2’-4’C. Sebagian besar produk dairy whipped cream yang beredar di
Indonesia adalah produk import. Whipped cream jenis inilah yang digunakan dalam
pembuatan roti Taiwanese seperti di Bread Talk atau Jesslyn Cake’s. Produk ini
ditambahkan dalam cairan pada proses pembuatan roti. Produk ini digunakan
secara meluas di semua hotel berbintang dan bakery outlet ternama. Setelah
kemasannya dibuka, produk ini harus habis dalam 4 hari karena mudah rusak.
b. Non Dairy Whipped Cream (Krim Nabati)
Whipped cream ini terbuat dari bahan dasar nabati seperti tepung mayzena dan
bahan lain yang menyerupai dairy whipped cream. Karena berbahan dasar nabati,
whipped cream jenis ini lebih ekonomis namun rasanya tentu tidak seenak dairy
whipped cream. Whipped cream jenis ini agak jarang dijumpai dipasaran dalam
bentuk cair tetapi lebih banyak dalam bentuk bubuk. Produk ini banyak digunakan
dalam pembuatan kue hias dengan harga yang ekonomis dan tidak pernah digunakan
untuk roti.
b) Whipped Cream Berdasarkan Bentuknya, maka
terbagi atas :
a. Liquid Whipped Cream (Krim Cair)
Whipped cream ini adalah whipped cream yang berbentuk cairan berwarna putih
agak kental dengan rasa tawar dan dikemas dalam kotak tebal yang pada bagian
dalamnya berlapis alumunium foil serta harus disimpan dalam lemari pendingin.
b. Powder Whipped Cream (Krim Bubuk)
Whipped cream jenis ini berbentuk bubuk putih seperti gula halus dengan rasa
yang manis karena sudah mengandung gula dalam komposisi bahannya. Produk ini
dikemas dalam alumunium foil dan memiliki kotak kemasan. Penggunaan produk ini
sangatlah praktis, cukup ditambahkan air es sesuai petunjuk yang tertera di
kemasannya dan dikocok dengan mixer tangan hingga mengeras lalu siap digunakan.
C. Fungsi Whipped Cream Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Memberikan rasa lezat pada roti.
b) Sebagai salah satu bahan yang memberikan
keempukan pada roti.
c) Memberikan tambahan nilai gizi pada roti.
d) Meningkatkan nilai jual roti.
8. TELUR (EGG)
A. Produk Telur
Telur merupakan bahan tambahan dalam pembuatan roti. Penggunaan telur dalam
adonan roti dalam sejumlah resep menggunakan telur utuh sedangkan disebagian
resep roti yang lain hanya menggunakan kuning telurnya saja. Perbedaan pada
resep ini tentunya akan menghasilkan perbedaan struktur hasil jadi roti. Roti
yang menggunakan telur utuh akan lebih cepat kering dan keras dibandingkan
dengan roti yang hanya menggunakan kuning telurnya saja.
B. Jenis Telur
a) Telur Segar (Fresh Egg)
Telur segar yang lazim digunakan saat ini secara luas dalam pembuatan roti
adalah telur ras atau telur ayam negeri dikarenakan harga yang lebih murah dan
produk yang mudah didapat karena telah diternakkan secara secara besar-besaran.
Sebelum tahun 1980, telur ayam kampung dan telur bebek yang digunakan. Dari
segi kualitas rasa, telur ayam kampung dan telur bebek lebih enak daripada
telur ras.
Kualitas telur yang baik untuk digunakan dalam pembuatan roti dapat dilihat
sekilas dari penampilan luar kulit telur. Kulit telur yang baru akan nampak
terselimuti bedak tipis yang tidak berbekas ditangan, sedangkan telur yang sudah
lama pada kulit telurnya akan nampak warna lebih tua.
b) Telur Bubuk (Egg Powder)
Telur dengan kategori ini masih jarang digunakan dalam pembuatan roti secara
umum di Indonesia,
namun sudah lazim digunakan di Eropa.
c) Telur Beku (Frozen Egg)
Sebagaimana halnya telur bubuk, telur beku masih jarang digunakan dalam
pembuatan roti secara umum di Indonesia, namun sudah lazim digunakan di Eropa.
C. Fungsi Telur Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Memberikan tambahan nilai gizi pada roti.
b) Memberikan rasa enak pada roti.
c) Memberikan keempukan pada roti.
d) Sebagai bahan pengoles yang memberi warna
mengkilap pada roti.
8. MARGARIN (MARGARINE)
A. Produk Margarin
Margarin adalah bahan tambahan pada pembuatan roti. Margarin merupakan
produk olahan dari minyak kelapa sawit. Kebanyakan masyarakat sulit membedakan
antara margarin dengan mentega. Pada kedua produk ini terdapat perbedaan yang
sangat mendasar, margarin terbuat dari minyak kelapa sawit sedangkan mentega terbuat
dari lemak susu murni. Margarin merupakan gabungan bahan dengan komposisi
minyak kelapa sawit, air, dengan atau tanpa garam, emulsifier, dengan atau
tanpa pewarna beta koroten, dan anti oksidan BHT/BHQ. Semakin tinggi kadar air
dalam margarin maka harga margarin tersebut akan semakin murah, strukturnya
akan semakin padat dan rasanya berkurang, namun sebaliknya semakin tinggi kadar
minyak kelapa sawit dalam margarin, kadar airnya sedikit, maka harga margarin
tersebut akan semakin mahal, strukturnya akan semakin lembek dan rasanya
semakin enak. Beberapa jenis margarin ada yang ditambahkan margarin flavour
sehingga aromanya lebih tajam dan harum. Margarin yang tidak diberi pewarna
beta karoten dan garam menghasilkan margarin putih. Namun kebanyakan masyarakat
menyangka ini adalah mentega putih.
B. Fungsi Margarin Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Sebagai bahan pelumas pada roti sehingga
roti mudah dibentuk.
b) Memberikan tambahan nilai gizi pada roti.
c) Meningkatkan volume roti sehingga roti
menjadi lebih besar.
d) Melembutkan tekstur remah roti.
e) Memperbaiki warna roti menjadi lebih baik.
f) Menambah warna putih pada roti tawar
dengan margarin putih.
10. MENTEGA (PURE BUTTER)
A. Produk Mentega
Sebagaimana halnya margarin, mentega adalah bahan tambahan pada pembuatan
roti. Penggunaan mentega pada roti menghasilkan kualitas rasa yang jauh lebih
enak daripada margarin. Mentega adalah produk olahan dari susu sapi yang
merupakan gabungan bahan dengan komposisi lemak susu, dengan atau tanpa garam,
emulsifier, dengan atau tanpa pewarna beta karoten dan dengan atau tanpa butter
flavour.
Kualitas mentega akan sangat ditentukan oleh berapa kadar air yang
dikeluarkan atau dibuang dari susu murni tersebut. Semakin banyak kadar air
yang dibuang, maka volume mentega akan semakin berkurang yang menyebabkan
harganya semakin mahal. Sebagian besar mentega yang beredar di Indonesia
merupakan produk import dari Australia, Selandia Baru, Perancis dan Belanda.
Mentega yang dalam komposisi bahannya menggunakan butter flavour akan
menghasilkan roti dan kue yang lebih harum daripada mentega yang tidak
mengandung butter flavour. Mentega tersedia dalam 2 kategori yaitu mentega asin
dan mentega tawar.
Mentega merupakan kategori produk yang tidak dapat bertahan lama dalam suhu
ruangan, sehingga harus disimpan dalam lemari pendingin, kecuali apabila
mentega tersebut dikemas dalam kaleng berlapis alumunium foil kedap udara. Di
supermarket produk ini tersedia pada lemari pendingin.
B. Fungsi Mentega Pada Pembuatan Roti yaitu :
a) Sebagai bahan pelumas pada roti sehingga
roti mudah dibentuk.
b) Memberikan tambahan nilai gizi pada roti.
c) Meningkatkan volume roti sehingga roti
menjadi lebih besar.
d) Melembutkan tekstur remah roti.
e) Memperbaiki warna roti menjadi lebih baik.
11. PRODUK SEJENIS MARGARIN DAN MENTEGA
Produk ini digunakan secara luas dalam pembuatan roti yang memiliki fungsi
yang sama dengan margarin dan mentega. Produk ini dipasaran tersedia dalam
beberapa kategori :
A. Butter Blend
Produk ini merupakan campuran antara margarin dan mentega dengan komposisi
sekitar 60% margarin dan 40% mentega ditambah butter flavour sehingga aromanya
sangat harum. Produk ini menjadi alternatif harga yang lebih murah dari mentega
namun dengan rasa yang mendekati mentega.
B. Roombutter / Butter Oil Substitute (B.O.S)
Produk ini sebenarnya bukan mentega seperti apa yang disangka masyarakat
tetapi murni komposisi bahannya terbuat dari lemak nabati atau minyak tumbuh-tumbuhan
yang diberi butter flavour sehingga aromanya mirip mentega dengan penambahan
sejumlah bahan yang lain.
C. Baking Fat / Baking Shortening
Produk ini banyak digunakan sebagai pengganti mentega atau margarin dalam
pembuatan roti. Produk ini tersedia dalam 2 kategori kualitas yaitu pertama
murni lemak sapi dan kedua campuran antara lemak sapi + lemak nabati, yang pada
kedua kategori ini dengan sejumlah penambahan bahan tertentu. Produk ini tidak
mengandung kadar air.
D. Frying Fat / Frying Shortening
Produk ini dikenal dengan nama minyak goreng padat yang digunakan pada
industri donat skala kecil maupun besar. Dengan menggunakan minyak goreng padat
ini, donat yang dihasilkan akan kering, renyah dan tidak berminyak. Produk ini
tidak mengandung kadar air.
E. Mentega Putih / White Shortening
Produk ini terbuat dari lemak sapi dan anti oksidan yang telah mengalami
proses deodorisasi, pengerasan, pemutihan, hygroginasi dan pemurnian sehingga
teksturnya padat. Perbedaan mendasar dengan margarin putih terletak pada
rasanya yang lebih gurih dan lebih enak. Produk ini digunakan khusus untuk roti
tawar. Produk ini tidak mengandung kadar air.
F. Korsvet
Produk ini dirancang khusus untuk jenis roti dengan metode adonan lipat
yaitu Danish Pastry, Croissant dan Puff Pastry. Produk ini tersedia dalam 2
kategori kualitas yaitu pertama murni lemak sapi dan kedua campuran antara
lemak sapi + lemak nabati, yang pada kedua kategori ini dengan sejumlah
penambahan bahan tertentu.
12. AIR (WATER)
Air adalah komponen terpenting yang menjadi bahan utama dari proses
pembuatan roti. Air yang ditambahkan dalam adonan roti bersatu dengan protein
tepung terigu menjadi media yang akan membentuk gluten yang elastis. Air dalam
jumlah yang cukup dan pengadukan yang sempurna akan menghasilkan adonan roti
yang kalis. Air memiliki beberapa jenis kualitas yang akan berpengaruh pada
proses pembuatan roti.
A. Jenis-Jenis Air
a) Hard Water
Air jenis ini mengandung zat tertentu yang akan memperlambat proses fermentasi
dan pengembangan adonan roti meski menggunakan ragi yang sama dengan air
kualitas normal. Solusi untuk air kategori ini adalah dengan menambahkan water
softener dengan dosis tertentu sehingga air menjadi normal.
b) Medium Water
Ini adalah jenis air kualitas normal yang terbaik untuk pembuatan adonan
roti dan kue. Penggunaan air seperti ini untuk adonan roti adalah air mentah
dan bukan air matang.
c) Soft Water
Air jenis ini akan mempercepat proses fermentasi namun cenderung membuat adonan
menjadi lengket meski dengan takaran yang sama dengan air kualitas normal.
Solusi untuk air kategori ini adalah dengan menambahkan mono calsium phosphate
dengan dosis tertentu sehingga air menjadi normal.
B. Fungsi Air Pada Proses Pembuatan Roti dan Kue,
yaitu :
a) Bahan utama dalam pembuatan roti yang
menyerap dan mengikat semua bahan menjadi satu.
b) Sebagai bahan pelarut gula, garam dan
bahan-bahan yang lain dalam adonan roti.
c) Air akan bersatu dengan protein tepung
terigu membentuk gluten dalam adonan roti.
d) Air akan bersatu dengan zat pati tepung terigu
membentuk gelatinisasi dalam adonan roti.
e) Mengontrol fermentasi adonan roti. Pada
daerah yang beriklim dingin dan sangat dingin maka air yang digunakan untuk
membuat roti adalah air dengan suhu normal atau air hangat, namun pada daerah
yang beriklim normal atau panas maka air yang digunakan untuk membuat roti
adalah air dengan suhu normal atau air es. Untuk mengetahui berapa cepat
pengembangan adonan roti maka selain berapa jumlah ragi yang digunakan, faktor
berapa suhu air yang digunakan akan sangat menentukan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Air dalam
Adonan Roti, yaitu :
a) Kelembaban tepung terigu. Semakin tinggi
kelembaban tepung maka akan semakin rendah kadar penyerapan airnya dan
berbanding sebaliknya.
b) Jenis tepung terigu yang digunakan. Semakin
tinggi kadar protein dalam tepung terigu maka akan semakin tinggi kadar
penyerapan airnya dan berbanding sebaliknya.
c) Karakteristik akhir dari produk yang
diinginkan. Roti tawar, roti manis, pizza dan donat memiliki standar penyerapan
air yang berbeda-beda yang menyebabkan struktur rotinya juga akan berbeda.
d) Metode pembuatan dan jenis peralatan yang
digunakan dalam mengolah adonan roti akan mempengaruhi kadar penyerapan air.
e) Jumlah zat pati yang terkandung dalam
tepung terigu. Semakin tinggi kadar zat pati dalam tepung terigu maka akan
semakin tinggi kadar penyerapan airnya dan berbanding sebaliknya.
13. MINYAK OLES LOYANG (OIL GREASING)
Minyak oles loyang merupakan produk yang saat ini digunakan secara luas dan
mudah didapatkan pada toko-toko bahan kue dan roti. Minyak oles loyang ini
terbuat dari minyak tumbuh-tumbuhan dan sejumlah bahan-bahan tambahan. Selain
minyak oles loyang, margarin dapat pula digunakan sebagai pengganti minyak oles
loyang.
14. PENGAWET ROTI
Roti yang diproduksi pada skala besar rata-rata menggunakan pengawet
sehingga dapat bertahan lama dan dijual ke banyak tempat. Salah satu fungsi
pengawet dalam roti adalah mempertahankan keempukan tekstur roti lebih lama.
Pengawet yang digunakan untuk roti adalah kalsium propionate. Roti yang secara
normal bertahan 2-3 hari, maka dengan adanya penambahan kalsium propionate
dapat bertahan 5-6 hari.
15. BUAH KERING (DRIED FRUIT)
A. Kismis
Kismis merupakan hasil olahan dari buah anggur yang dikeringkan dan
ditambahkan gula. Kismis menjadi salah satu bahan tambahan, hiasan dan variasi
roti. Kismis yang lebih mahal kualitasnya lebih bagus dan kismis tersebut
cenderung lebih basah.
B. Mixed Peel
Mixed Peel adalah hasil olahan dari kulit jeruk yang telah diproses hingga
rasa pahitnya hilang kemudian ditambahkan gula. Campuran mixed peel, selain
kulit jeruk adalah cherry dan kismis. Mixed peel menjadi salah satu bahan
tambahan, hiasan dan variasi roti.
16. SELAI (JAM/MARMALADE/SPREAD)
Selai dalam dunia pembuatan roti dan kue terbagi dalam tiga istilah, jam,
marmalade dan spread. Jam adalah selai yang dibuat dengan menggunakan seluruh
buah segar, marmalade adalah selai yang dibuat hanya menggunakan extract buah
segar tanpa seratnya sedangkan spread adalah selai yang terbuat dari selain
buah yang digunakan untuk mengoles roti atau kue. Selai yang beredar terbagi
dalam 3 kategori jenis, yaitu :
A. Selai Buah Asli
Selai buah asli terbuat dari buah segar yang telah diblender/diparut, dengan
atau tanpa disaring, kemudian direbus dan ditambahkan gula pasir. Selai jenis
ini harus disimpan dalam lemari pendingin agar dapat bertahan 1 bulan. Buah
yang lazim dibuat selai jenis ini adalah nenas dan strawberry. Selai buah ini
banyak digunakan dalam pembuatan roti. Selai jenis ini ada yang diproduksi
dalam skala besar oleh pabrik selai dengan menggunakan bahan tambahan lain dan
pengawet sehingga dapat bertahan lama tanpa disimpan dalam lemari pendingin,
misalnya selai blueberry, rapsberry, strawberry, nenas dan orange.
A. Selai Buah Buatan
Selai jenis ini dibuat oleh pabrik selai berskala besar yang produknya
banyak diekspor. Produk ini dibuat dengan menggunakan perasa dan aroma buah
dengan tambahan bahan lain dan tidak menggunakan buah asli. Masuk dalam
kategori ini misalnya selai blueberry, rapsberry, strawberry, kiwi,
blackcurrant, mangga, apricot, kelapa, lemon, orange, durian, pisang dan nenas.
Selai ini banyak dipakai di bakery-bakery outlet.
B. Selai Buatan Jenis Lain
Selai jenis ini yang sudah beredar dipasaran yaitu selai coffee, srikaya,
pindekas, chocolate, hazelnut dan vanilla.
17. KACANG TANAH (PEANUT)
Kacang tanah digunakan dalam pembuatan roti sebagai tambahan bahan untuk
variasi isian roti dan topping donat, baik kacang taburan atau selai kacang
(pindekas). Kacang untuk taburan sebaiknya dipanggang tidak digoreng sehingga
menghasilkan kacang yang garing dan kering.
18. KEJU (CHEESE)
Keju adalah produk yang sangat dikenal baik oleh masyarakat karena sudah
umum digunakan, baik oleh perorangan maupun dunia industri makanan skala kecil,
menengah maupun besar. Keju merupakan prodak turunan dari susu yang ditambahkan
curd (sejenis bakteri khusus untuk keju) sehingga susu tersebut dapat mengeras
dan dengan penambahan sejumlah bahan tertentu. Keju yang beredar ada puluhan
jenis, namun secara umum terdapat 2 kategori, yaitu :
A. Hard Cheese (Keju Dengan Tekstur keras)
a) Cheddar Cheese
Keju jenis ini secara luas digunakan dalam semua industri roti karena
harganya yang tidak terlalu mahal. Kualitasnya ditentukan oleh tingkat harga
jualnya.
B. Soft Cheese (Keju Dengan Tekstur Lembut)
a) Cream Cheese
Keju jenis ini berbentuk krim padat dan ada juga yang berbentuk cream
lembut, banyak digunakan dalam roti terutama roti Taiwanese
b) Mozarella Cheese
Keju ini merupakan keju khusus pizza dengan tekstur lembut dan rasa yang
tawar.
19. COKLAT (CHOCOLATE)
Coklat merupakan produk yang disukai semua kalangan dan usia. Produk ini
tersedia dalam beragam pilihan dan fungsi. Coklat adalah hasil olah biji
coklat. Produk yang beredar di Indonesia sebagiannya produk import dan
sebagiannya produk lokal. Produk import memiliki kualitas lebih enak dan harum
karena chocolate import mengalami proses fermentasi sedangkan produk lokal
tidak. Coklat secara umum memiliki tiga kategori :
A. Coklat Berdasarkan Kualitasnya, yaitu :
a) Chocolate Compound
Ini adalah coklat dengan kualitas standar, kadar lemak coklat yang sedang
dan biji coklat yang tidak mengalami proses fermentasi. Produk coklat jenis ini
banyak
diproduksi di Indonesia dengan beragam kualitas, fungsi, jenis dan harga jual. Coklat
jenis ini lebih mudah penanganannya sehingga cocok untuk pemula.
b) Chocolate Couveture
Ini adalah coklat dengan kualitas tertinggi atau kualitas premium, dengan
kadar lemak coklat yang tinggi dan biji coklat yang mengalami proses fermentasi
sehingga menghasilkan produk coklat yang sangat harum dan lezat. Produk ini
sebagian besarnya merupakan produk import dan memerlukan penanganan yang khusus
oleh para ahli dibidang coklat. Terdapat beragam jenis dan fungsi dari
chocolate jenis ini seperti proses tempering (mencairkan coklat block dengan
peralatan khusus dengan suhu yang tepat) sehingga tidak cocok untuk pemula.
Negara penghasil produk coklat terbaik di dunia berasal dari Belgia.
B. Coklat Berdasarkan Warna Produknya, yaitu :
a) Chocolate Dark
Produk ini terbuat dari minyak coklat dan coklat bubuk dengan penambahan
gula dan bahan-bahan tertentu dengan warna produk coklat tua.
b) Chocolate White
Produk ini terbuat dari minyak coklat dan susu bubuk tanpa coklat bubuk
dengan penambahan gula dan bahan-bahan tertentu. Produk ini memiliki warna
putih susu yang dipasaran dikenal dengan coklat putih.
c) Chocolate Milk
Produk ini terbuat dari minyak coklat, susu bubuk dan sedikit coklat bubuk
dengan penambahan gula dan bahan-bahan tertentu. Produk ini memiliki warna
coklat muda.
C. Coklat Berdasarkan Bentuknya, yaitu :
a) Chocolate Chips
Ini merupakan salah satu produk coklat berbentuk seperti pelor dan berwarna
coklat tua.
b) Chocolate Rice (Meises)
Coklat yang satu ini berbentuk seperti butiran beras dengan pilihan warna
coklat tua, coklat muda dan warna-warni.
c) Chocolate Powder (Bubuk)
Coklat bubuk tergolong jenis produk mentah yang memiliki pilihan warna
coklat muda, coklat tua dan coklat sangat tua.
d) Chocolate Block
Ini adalah jenis coklat batangan yang salah satu cara penggunaannya harus
dicairkan terlebih dahulu. Proses pencairan adalah dengan cara di tim, dengan
dua panci yang saling bertumpuk. Panci bawah berisi air panas dengan suhu 27’C.
Panci yang berada di atas harus lebih besar dari panci yang berada di bawah
untuk menghindari uap air panas menyentuh coklat, karena apabila uap air panas
menyentuh coklat maka coklat akan menggumpal dan tidak akan cair. Coklat
batangan yang cair dengan sempurna terkturnya seperti susu kental manis.
e) Chocolate Solid
Produk ini berbentuk padatan kental atau dikenal sebagai selai coklat isian
atau selai coklat olesan.
f) Chocolate Stick
Produk ini berbentuk stick tipis sepanjang 10 cm berdiameter 1 cm.
D. Coklat Berdasarkan Fungsi/Penggunaannya, yaitu :
a) Chocolate Hard Coating
Coklat ini berasal dari jenis coklat blok/batangan baik yang berwarna coklat
tua, coklat muda atau coklat putih yang dicairkan dan digunakan sebagai pelapis
donat dan roti. Coklat ini diolah khusus di pabrik coklat sehingga menghasilkan
lapisan tipis yang keras, mengkilap, bertekstur lembut, mudah dipotong atau
digigit pada hasil jadi roti dan donat.
b) Chocolate Spreading
Coklat ini didesain khusus sebagai olesan roti tawar dengan bentuk padatan
kental.
c) Chocolate Filling
Coklat ini ada beragam jenis/bentuk yang akan menentukan hasil akhir dari
produk yang akan dibuat. Coklat stick digunakan sebagai isian dari danish
pastry atau roti manis, coklat solid digunakan sebagai isian roti manis atau
olesan roti tawar untuk sarapan.
d) Chocolate Decorating
Coklat ini ada beragam jenis/bentuk yang akan menentukan hasil akhir dari
produk yang akan dibuat. Coklat bubuk digunakan untuk campuran bahan roti
coklat, coklat meises digunakan untuk hiasan donat dan roti. Coklat chips
digunakan sebagai isian roti.
20. BAHAN FILLING (ISIAN) DAN TOPPING (HIASAN) ASIN UNTUK ROTI
A. Mayonnaise
Mayonnaise adalah salah satu jenis sauce dingin dalam menu hidangan salad
dan sauce pizza di benua Eropa, Amerika dan
Australia yang sauce ini terbuat dari komposisi bahan minyak selada, French
mustard, kuning telur, cuka, merica dan garam. Mayonnaise saat ini lazim
digunakan sebagai sauce yang disemprotkan di atas roti Taiwanese sebelum
dipanggang.
B. Saus Tomat/Sambal
Sauce Tomat atau saus sambal lazim digunakan untuk pembuatan pizza, namun
pizza khas Italia menggunakan jenis saus tomat yang dibuat sendiri dan terdapat
cincangan tomat kasar. Saus tomat dan saus sambal kini populer digunakan
sebagai saus yang disemprotkan di atas roti Taiwanese sebelum dipanggang.
C. Bawang Bombay, Paprika, Tomat, Pineapple,
Asparagus, dan Mushroom (jamur kaleng)
Kelima bahan ini merupakan bahan isian sayur dalam pizza, proses
pemanggangan membuatnya menghasilkan aroma yang gurih dan rasa yang lezat.
D. Sosis Ayam/Sapi, Daging Corned (daging cincang
kalengan), Salami, Luncheon dan Smoked Beef (daging asap)
Kelima jenis produk ini adalah hasil olah dari daging sapi atau ayam yang
telah ditambahkan berbagai jenis bahan sehingga menghasilkan rasa yang enak,
digunakan sebagai bahan isian pizza dan aneka jenis roti manis.
E. Abon
Abon saat ini populer dalam pembuatan roti Taiwanese sebagai hiasan akhir
saat dihidangkan atau dipajang di etalase. Produk ini terbuat dari daging sapi,
ayam dan ikan yang dikeringkan dan ditambahkan beberapa bahan untuk
menghasilkan rasa yang gurih, manis atau pedas.
F. Oregano
Bahan ini adalah bahan yang wajib ada dalam pembuatan pizza, termasuk bahan
yang berasal dari daun-daunan kering yang beraroma tajam apabila dibakar
sebagai taburan pizza. Oregano tidak tumbuh di Indonesia, yang seluruhnya
diimport dari Eropa. Produk ini mudah
didapat di berbagai supermarket
dalam botol plastik kecil.
Sumber selengkapnya >>
Comments
Post a Comment