Skip to main content

KKN-PPM UGM Wakatobi (Hari 5)


Wakatobi notabene dikenal sebagai daerah dengan kekayaan laut melimpah. Oleh sebab itu, kami sangat ingin mencicipi ikan-ikan disini. Sayangnya ada satu anggota kami yang tidak doyan ikan, Haha.
Kami mulai kehabisan bahan dapur, dan ingin belanja ke pasar. Pasar terdekat dari Pajam yaitu Pasar Buranga dan Pasar Ambeua. Buranga berada sekitar 2 km dari pondokan kami, buka sangat pagi hingga jam 5.30, banyak sayuran segar disana. Sementara itu, Pasar Ambeua berada di dekat pelabuhan dengan jarak 13 km dari pondokan, buka pagi hingga sore hari, dengan produk yang lebih lengkap disertai minimarket di sekitarnya. Karena tidak ada yang mampu bangun dini hari diantara kami, akhirnya pergilah kami ke Pasar Ambeua. Sebenarnya hanya Alfie dan Beng saja hehe.
Pulang dari pasar, kami mendapati seorang Ibu berjualan ikan mormar atau ikan kunir yang lewat depan pondokan kami. Satu ekor dihargai Rp2.000,00. Murah, cuy! Tapi betapa kagetnya kami setelah diberi tahu pricelist sayuran yang dibeli di Pasar Ambeua. Kangkung seharga 5.000,00 per ikat, normal. Terong seharga 20.000,00 per kg, wow! Buncis seharga 25.000,00 per kg, duh! Bawang bombay seharga 10.000 per buah, gila!
Pagi itu juga, anak-anak kecil semakin ramai berdatangan. Mereka mengenalkan teman-teman mereka yang baru dating kepada kami. Semakin kesini, mereka semakin berani gelayutan dengan Jafar, Firhan, dan Beng. Dikejar-kejar hingga dapur, minta gendong, minta makan, minta main HP, dll. Lama-lama kami yang jadi tidak produktif untuk melaksanakan agenda harian.
Sebagian bermain dengan anak-anak, sebagian lagi memasak di dapur. Masak ikan for the first time yang kami pasrahkan kepada chef Jafar untuk persiapan alat dan bahan, dan dilanjutkan chef Erma untuk processing. Tadaa! Jadilah sarapan pagi. Kami sangat beruntung memiliki tim yang peka, menerima, dan saling melengkapi.
Rutinitas pagi kami adalah bermain dengan anak-anak, memasak, dan mandi. Itu saja. Mandi kami masih sering merepotkan tetangga. Sebenarnya itu ajang kami untuk lebih dekat juga dengan tetangga.
Siang-siang, ada seorang anak kecil berjualan latu a.k.aanggur laut seharga Rp2.500,00 untuk satu kantong kresek kecil. Kami membelinya, kemudian mencicipnya. Subhanallah, asiiiiiiiin banget dan ada sedikit bau amis. Lalu, kami berinisiatif untuk mencucinya demi mengurangi rasa asin, namun tetap saja asin. Akhirnya kami biarkan.
Menjelang sore, kami diajak ke Pajam Hill oleh Tika. Sebuah tempat yang cukup terkenal disini karena pemandangan yang ditawarkan. Beuh! Di Pajam Hill-lah kami bisa melihat seluruh Pulau Kaledupa, melihat sunrise dan sunset di satu tempat yang sama. Melihat Desa Mantigola dan Horuo, tempat teman kami yang lain, dan membayangkan kehidupannya. Tempatnya hanya berupa satu gazebo dan beberapa tempat duduk yang berada di bawah pohon besar. Lalu anak laki-laki bermain bola dengan anak-anak, dan perempuan main mimimi. Kebetulan sekali, Pak Desa juga main bersama Kia disana. Cukup menyenangkan. Sayangnya, kami tidak bisa menikmati sunset karena cuaca yang kurang cerah.
Pada perjalanan ke pondokan, kami menjumpai tiga nenek-nenek yang sedang menenun di kolong rumah. Kami sengaja mampir untuk melihat langsung proses tenunnya. Sebagai informasi, terdapat dua motif tenun Pajam yaitu garis lurus dan kotak-kotak. Garis lurus adalah motif tenun untuk perempuan, dan kotak-kotak adalah motif tenun untuk laki-laki. Kami juga membandingkan mesin tenun tradisional kepunyaan nenek-nenek tadi dengan mesin tenun modern yang ada di rumah adat depan pondokan. Mesin tenun modern merupakan hibah dari pemerintah daerah untuk melestarikan tradisi tenun Pajam. Satu hal yang kami soroti adalah kenyataan bahwa banyak remaja perempuan asli Pajam yang tidak bisa menenun.
Akhirnya kami pulang bersama Tika. Tika kami suguhi dengan latu yang sudah kami cuci. Sebenarnya lebih kepada kami tidak terlalu doyan latu, sehingga kami suguhka kepada tamu hehe. Dia yang kasihan kepada kami, mengajak kami untuk masak sayur latu ke rumah Mama Mimi kemudian.
Latu biasanya dikasih kelapa goreng dan bisa dijadikan lauk untuk makan. Bumbunya terdiri dari merica, bawang merah, bawang putih, cabai, asam jawa, garam, dan micin. Kemudian ditambahkan kelapa goreng dan air. Voila! Jadilah latu. Rasanya enak dengan tingkat asin yang lebih bisa kami terima.
Kami juga diberi kasuami sama Mama Bambang dan Mama Mimi. Sebagai informasi, kasuami disini ada dua macam: kasuami hitam dan putih. Sama-sama berasal dari singkong, tapi beda dalam prosesnya. Kasuami putih menggunakan bahan segar, sedangkan kasuami hitam dicampur dengan bahan yang sudah pernah disimpan. Menurut kami, kasuami hitam mempunyai rasa yang lebih netral untuk dimakan bersama lauk dibandingkan dengan kasuami putih yang cenderung asam.
Makan malam yang Kaledupa banget!


Comments

Popular posts from this blog

Keterima GT/MT Sinarmas Forestry

Keterima Seleksi Sinarmas Forestry  How’s your post-college life? Seems suck, isn’t it? Be calm, thing takes time.  Penting banget buat menentukan (prioritas) tujuan akan kemana kita setelah lulus, bahkan sebaiknya dipikirkan sebelum lulus itu sendiri. Tujuan jangka pendek, menengah, pun panjang. Disusun detil lebih baik, tapi kalau berat ya yang kasar dulu aja. Paling tidak sedikit mengurai keruwetan atas pikiran kita sendiri.  Buatt aku, bergabung dengan Sinarmas Forestry menjadi baby step untuk tujuan jangka menengah. Jadilah aku daftar. So, tentukan tujuan dulu ya sebelum mendaftar! 1. Daftar di Platform Jobseeker  Waktu itu aku daftar sebagai Graduate Trainee/GT (semacam MT) melalui jobstreet.  Sebelum apply:  a. Cek kelengkapan profil, posisi terakhir/pengalaman usahakan relate dengan sinarmas forestry. Bisa Bahasa Indonesia atau Inggris, yang penting konsisten dan bisa dipertanggungjawabkan.  b. Baca requirement dan job description, kalo ga cocok just simply skip it away!  c. Is

Pengalaman Seleksi CPNS Kementerian Koordinator Bidang (Kemenko) Perekonomian

Ini cerita seleksi CPNS 2019 yaa.. Saya merupakan lulusan Fakultas Kehutanan UGM. Awalnya saya tidak berniat ikut CPNS, karena punya rencana masa depan yang lain. But, for the sake of my parents, I did this . Semacam menggugurkan kewajiban saja hehe. Asal tidak rugi apa-apa. Sebagai fresh graduate 2019 , ini salah satu kesempatan adu nasib yang bisa dicoba. Dimana-mana teman-teman dan kakak tingkat membicarakan ini. Saya diwisuda tanggal 21 November 2019. Pendaftaran CPNS dibuka hingga akhir November, bergantung pada instansi masing-masing. Gas aja sih! Saya melamar sebagai Analis Perekonomian di Deputi Bidang Koordinasi Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup (Deputi 3) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Saya sebut Ekon saja ya biar singkat).  Secara garis besar, seleksi CPNS ini terdiri dari 3 tahap: 1.       Seleksi Administrasi 2.       Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) 3.       Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)   SELEKSI ADMINISTRASI Wajib diingat: t

Mars STM Pembangunan

Lagu ini pertama saya dengar pada saat MOS. Sebagai siswa baru, tentu bergumam “lagu apa sih?”. Saya juga. Karena pada saat saya MOS, sekolah saya berstatus SBI, jadilah pengantar MOS pakai Bahasa Inggris. Penjelasan apa makna lagu ini tak sedikitpun saya dapat. Namun mendengar lagu ini membuat kesan sarat akan makna, keramat, sakral atau perasaan lain semacam itu. Karena dinyanyikan di saat saya masuk Stemba (MOS) dan keluar dari Stemba (wisuda). Setelah saya browsing, dan mendapatkan info yang cukup lengkap dari   http://arie5758.blogspot.co.id/   , saya pikir ada benarnya untuk berbagi tentang Mars STM Pembangunan. Jadi sejarahnya seperti ini, Dalam rangka memperingati Lustrum Pertama STM Pembangunan Yogyakarta mengadakan Lomba Cipta Lagu Mars dan Logo STM Pembangunan. Hasil lomba lagu dipilih lagu mars ciptaan Sudarto untuk direvisi dan dijadikan sebagai Lagu Mars STM Pembangunan Yogyakarta. Berikut ini adalah copy SK Dewan juri Lomba Cipta Lagu Mars STM Pembangunan Yogyakart